Belajar unit-unit proses pabrik kelapa sawit

Table of Contents
Pabrik Kelapa Sawit 2020

Unit proses suatu Pabrik Kelapa Sawit mempunyai 12 stasiun, dimana masing-masing stasiun mempunyai peranan yang berbeda. Akan tetapi antar stasiun mempunyai keterkaitan satu sama lainnya.

Pabrik kelapa sawit itu sendiri mengolah Tandan Buah Segar (TBS) baik dari Kebun Inti (Perusahaan), Kebun Plasma, ataupun Kebun Masarakat.

Pabrik Kelapa Sawit merupakan lokomotif bila kita simbolkan, dan kebun merupakan gerbong-gerbong yang akan ditarik oleh lokomotif tersebut. Jadi ketika lokomotif mengalami mall-function di mesinnya, otomatis Tanda Buah Segar (TBS) tadi akan menjadi restan, baik di Kebun ataupun di Pabrik itu sendiri.

Menurut situs Kementrian BUMN, pabrik kelapas sawit di Indonesia ada 608 Pabrik yang tersebar diseluruh Indonesia. Dan yang paling banyak ternyata berada di Riau.

Hal ini menunjukan perkembangan Industri Sawit di Indonesia menunjukan perkembangan yang sangat pesat. Dan juga, Industri Perkebunan kelapa sawit merupakan industri padat karya yang tentunya sangat cocok tumbuh dan berkembang di Indonesia dimana penduduknya mencapai 250 juta jiwa. Luar biasa bukan?

Unit Proses Pabrik Kelapa Sawit


Pabrik Sawit itu sendiri mengolah dari mulai Tandan Buah Segar, kemudian dijadikan dua produk utama yakni Crude Palm Oil (CPO) dan inti Kernel. Kedua produk tersebut termasuk intermediate produk, karena akan diolah berkelanjutan di Refinery atau kilang minyak (penjernihan bertingkat/distilasi).

Mari kita belajar tentang unit-unit proses yang ada di pabrik kelapa sawit.

1. Unit Loading Ramp


Loading Ramp itu sendiri merupakan unit yang berfungsi menampung Tandan Buah Segar yang dikirim dari kebun baik inti, plasma ataupun petani lokal. Rata-rata tempat penyimpanan loading ramp bisa mencapai 300 Ton sampai dengan 1000 Ton.

Kemudian, tugas dari operator Loading Ramp ini mengirim ke unit perebusan dengan sistem FIFO (First In First Out). Yang artinya adalah, buah yang pertama kali masuk kedalam penyimpanan loading ramp harus yang pertama kali keluar dari unit tersebut.

Kenapa?

Sistem FIFO ini bertujuan agar TBS yang diolah tidak mengalami perubahan kimia. Maksudnya adalah didalam mesocrap atau daging dari Brondolan (Buah yang berada pada tandan kelapa sawit) mengandung enzym yang dinamakan lypase. Enzym ini akan semakin aktif setelah lepas dari pohon kelapa sawit tersebut. Maka dari itu untuk mencegah aktifnya enzym lypase agar sistem FIFO berjalana dengan baik. Sehingga didalam pabrik enzym ini akan dipantau oleh suhu proses supaya tidak kembali aktif.

2. Unit Perebusan


Ada empat jenis perebusan yang pada umumnya dipakai di industri pengolahan minyak kelapa sawit ini, antara lain adalah :

  • Sistem Horizontal
  • Sistem Continious Sterilizer
  • Sistem Oblix
  • Sistem Vertikal

Masing-masing jenis perebusan tersebut mempunyai kharakteristik yang berbeda, namun dengan fungsi yang sama yakni :

  • Menonaktifkan Enzym Lypase pada suhu 140 derajat celcius,
  • Mendehidrasikan TBS (mengurangi kandungan air pada brondolan),
  • Memudahkan lepassnya brondolan dari tandan,
  • Melunakan daging brondolan atau mesocrap,
  • Mempermudah memisahkan antara inti kernel dan cangkang.

Kemudian apa yang menjadikan faktor agar tercapainya tujuan diatas tadi? Adalah :

Temperature

Dalam proses perebusan, faktor suhu sangat mempengaruhi pada hasil perebusan bisa dikatakan sempurna. Standar yang dipergunakan adalah suhu 140 derajat celcius, pada suhu ini brondolan akan masak, dan enzyme lypase pun lebih mudah tidak aktif.

Tekanan

Kemudian adalah Tekanan kerja, untuk type Continious Sterilizer agar proses maximal dibutuhkan Tekanan kerja 2 barg, karena sistem perebusan dengan type CS ini berjalan menggunakan scrapper dan TBS disemprot dengan steam melalui pipa-pipa yang ada didalam ruang CS tersebut.

Waktu

Cycle Time yang dibutuhkan tiap type perebusan berbeda, namun akan saya contohkan waktu yang dibutuhkan oleh type Continious Sterilizer yakni selama 90 menit perebusan.

3. Unit Press


Stasiun press itu sendiri terdiri dari dua unit besar, yakni Digester dan Press. Kedua unit ini mengolah brondolan yang sudah terpisahkan dari TBS dengan cara dilumatkan dalam unit Digester, dan kemudian di press menggunakan mesin press dengan tujuan memisahkan kandungan minyak (Oil Gutter) dan Nut disertai fibre hasil dari mesocrap yang sudah hancur.

Mesin press ini digerakan oleh electro motor gearbox yang dilengkapi spur gear yang menggerakan kedua shaft kanan dan kiri, sehingga brondolan yang ada didalamnya bisa terperas secara maximal. Dengan dibantu tekanan hydrolik yang dapat disetel untuk menghasilkan losses oil dalam fibre dibawah 6% dan broken nut dibawah 18%.

4. Unit Kernel


Kernel Station juga disebut dengan Kernel Recovery. Proses-proses pemisahan dalam stasiun ini adalah pertama, memisahkan nut dan fibre di depericarper secara pneumatic. Kedua, Pemisahan shell dan kernel; pemecahan nut menjadi cracked mixture (shell dan kernel), pemisahan shell dan kernel secara pneumatic conveying system di LTDS 1 dan LTDS 2,  dan pemisahan shell dan kernel dengan fluida yaitu Hydrocyclone/Claybath. Ketiga,  Pengeringan kernel (pemisahan moisture dari kernel) di Kernel Drier/Silo Drier.

Pemisahan secara pneumatic conveying system adalah pemisahan material padat satu dengan padat lainnya dimana melibatkan udara yang dihisap oleh fan melalui ducting vertical dan horizontal, cyclone, fan dan discharge fan. Dengan cara ini udara melewati ducting yang memiliki luas penampang tertentu. Dengan demikian udara tadi memiliki kecepatan dan kapasitas tertentu.

5. Unit Klarifikasi


Dalam unit Klarifikasi ini, kita akan menemukan bagaimana terjadinya pemisahan antara lapisan minyak dengan sludge. Proses ini akan berkaitan erat dengan viskositas cairan yang fungsinya untuk mempercepat pemisahan antara minyak dan sludge tersebut.

Proses itu dilakukan di Tangki Continious Clarifier (CCT), dimana Minyak yang dipisahkan di CCT mengapung ke permukaan  Dengan cara yang sama seperti pada Sand Trap Tank, tetapi kapasitas CCT harus disesuaikan dengan waktu tunggu (retention time) pengendapan secara gravitasi dapat berlangsung baik. Untuk memudahkan pemisahan, di dalam CCT dilakukan pengadukan menggunakan stirrer dengan kecepatan putar 3 – 5 rpm.

6. Unit Power House


Energi mekanik yang dihasilkan oleh turbin, kemudian diubah oleh alternator menjadi listrik yang bertujuan untuk menggerakan unit-unit proses yang sudah dibahas diatas tadi. Beberapa Turbin yang sering dipakai oleh pabrik kelapa sawit adalah Turbin Triveni, dan Turbin NG.

Untuk bantuan tenaga listrik pada awal start pabrik, pada stasiun ini juga dilengkapi oleh genset untuk membantu menggerakan Fan-fan pada unit Boiler. Sehingga pembangkit listrik saat pertama kali pabrik start up yakni menggunakan Genset diesel.

8. Unit Boiler


Boiler merupakan ketel uap, yang menghasilkan steam hasil dari air yang dipanaskan dalam sebuah drum. Steam ini berfungsi untuk memutar sudu-sudu Turbin sehingga menghasilkan energi listrik, dan juga berfungsi untuk memanaskan Tangki-tangki yang ada di unit proses yang sudah dibahas diatas tadi,

Ada dua jenis Boiler yang umum dipakai dalam proses Industri, yakni :

  • Water Tube Boiler
  • Fire Tube Boiler

9. Unit Water Treatment Plan


Rata-rata pabrik kelapa sawit dibangun ditengah perkebunan itu sendiri, sehingga harus mempunyai sumber mata air dan kita sebut waduk. Air di waduk ini nantinya akan diolah di Stasiun Water Treatmen Plan. Air dari waduk dipompakan ke Clarifier Tank, yang sudah diinjeksikan Soda-Ash, dengan tujuan untuk menaikan Ph air.

Karena rata-rata air didaerah perkebunan mempunyai Ph 3 - 5. Hal ini tentu tidak akan bereaksi dengan chemical selanjutnya yang mensyaratkan Ph 6 - 7.

Untuk pabrik yang mengolah air rawa atau gambut, biasanya menggunakan Reverse Osmosis (RO) sebagai alat tambahan, untuk menurunkan kadar TDS yang tinggi sehingga membuat pipa-pipa didalam Boiler lebih tahan lama.

10. Effluent


Setiap industri akan menghasilkan limbah, atau hasil pabrik yang tidak mempunyai nilai jual. Akan tetapi di Industri Kelapa Sawit, limbah yang dihasilkan sangat baik untuk proses pemupukan, karena menurut penelitian, limbah hasil produksi pabrik kelapa sawit mengandung NPK yang tinggi sehingga bagus untuk proses perawatan Pohon Sawit tentunya.


Amri
Amri Blog ini adalah buku diary sekaligus tempat untuk berbagi ilmu pengetahuan yang saya ketahui. Meskipun tulisan saya masih belum rapi dan baku tapi akan selalu saya perbaiki waktu demi waktu agar para pembaca kian betah berkunjung. Selamat membaca.

Post a Comment