Terasa begitu sedih, namun hal ini harus dilakukan demi menjaga keselamatan kedua orang tua di kampung halaman. Idul Fitri 1441H kali ini memang berbeda dengan biasanya, meskipun saya sendiri sebetulnya sudah beberapa kali tidak pulang kampung ketika lebaran.
Tradisi pulang kampung ketika memasuki Hari Raya Idul Fitri 1441H sudah mendarah daging bagi para perantau diseluruh penjuru Indonesia ini. Berkumpul dengan keluarga setelah sekian tahun tidak bertemu adalah momen yang sangat mengharukan. Bersilaturahmi dengan kedua orang tua, saudara, dan tetangga sekitar inilah yang menjadikan rasa ingin pulang kampung setiap lebaran.
Kesedihan semakin menjadi-jadi mana kala besok tidak diselenggarakan solat Ied seperti pada umumnya. Himbauan MUI (Majelis Ulama Indonesia) bahwa sebaiknya kita melaksanakan solat Ied ini di rumah masing-masing. Sedih memang ditengah pandemi global yang belum tahu kapan akan berakhirnya.
Tak hanya saya dan keluarga yang mengalami hal ini, hampir diseluruh dunia umat islam merasakan hal yan serupa. Saya yakin Allah SWT yang Maha Mendengar, Maha Melihat akan memahami kondisi ciptaannya ini, anak dan cucu Adam AS.
Yang tidak terlupakan dan mengobati kangen adalah memanfaatkan kecanggihan teknologi masa kini, yakni dengan berteleconverence. Bertatap muka jarak jauh menggunakan Video Call WhatsApp bersama kedua orang tua, mertua dan saudara seakan mengobati luka perih ini.
Keluarga yang selalu memberikan support membuat para perantau menjadi semangat kembali saya yakin seyakinnya. Hal yang dapat membangkitkan semangat salah satunya adalah keluarga dan terutama adalah orang tua. Jadi jangan pernah luput untuk mendoakan kedua orang tuamu.
Sedikit surat untuk kedua orang tua di kampung halaman. Wahai kedua orang tuaku tercinta, semoga engkau baik-baik disana. Semoga doa-doamu kepadaku akan selalu membangkitkan semangatku untuk menafkahi keluarga kecilku ini. Doa-doamu adalah jalan surgaku untuk bertemu denganMu. Nasihatmu akan selalu diingat untuk selalu menjalankan solat lima waktu dan membaca Al quran. Kasih sayangmu hingga anakmu ini sudah mempunyai anak tidak pernah hilang ataupun berkurang sedikitpun. Semoga engkau selalu dikaruniai kesehatan dan barokah dalam hidupmu.
Maafkan anakmu ini yang belum bisa berbakti sepenuhnya kepadamu. Masih banyak silaf yang kulakukan terhadapmu, meski aku yakin engkau pasti sangat membuka pintu maaf dan selalu meridlai apa yang aku lakukan ini. Kali ini anakmu memohon ampun yang sebesar-besarnya tidak bisa berkumpul pada Idul Fitri 1441H kali ini. Tentu dengan pertimbangan yang sangat matang. Kami tidak mudik untuk membuatmu selalu sehat, supaya kita selamat dalam melawan pandemi global ini.
Update
Allahuakbar... Allahuakbar... Allahuakbar...
Terdengar lantunan takbir dari Masjid perumahan, Kaum masjid yang mengumandangkannya.
Tidak lama dari itu, kemudian Kaum menyampaikan tata cara Solat Ied, dari niat, sampai takbir 7x dan 5x. Kami pun di rumah masing-masing bersiap-siap mengikuti Solat Ied yang dipandu dari Masjid yang di imami Kaum.
Ternyata rasanya begitu menyedihkan, Solat Ied tidak berjamaah di lapangan atau di Masjid. Seakan saat ini adalah kiamat, dimana semuanya sudah sangat sulit bahkan untuk melakukan solat sekalipun. Hati ini menangis mengingat masih banyak dosa-dosa yang harus kami gugurkan dengan cara menjalankan segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya.
Ya Allah...
Semoga pandemi ini engkau angkat secepatnya. Cobaan kecil ini ternyata sungguh sangat dahsyat. Kami dimatamu hanyalah butiran debu yang sangat kecil, namun terkadang kami manusia lupa akan kebesaranMu. Sekali lagi kami mohon ampun kepadamu Ya Allah.
Via
Catatan
Post a Comment