Perubahan zaman dimulai sejak Teknologi semakin berkembangan, dan semakin canggih tentunya. Teknologi usang sepertinya bukan lagi sebuah pilihan untuk dipertahankan. Sebab sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi saat ini, mungkin begitu kira-kira.
Lantas, apakah semua orang memanfaatkan Teknologi dengan bijak?
Sifat dasar manusia secara sederhana hanya terbagi menjadi dua karakter, yakni baik dan buruk. Ketika manusia baik memanfaatkan Teknologo, tentu akan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat, berfungsi, bersifat membantu, dan tidak merugikan. Lain halnya jika manusia berkarakter buruk, mereka ini akan memanfaatkan Teknologi untuk keegoisannya senidiri, merugikan orang lain dan hal-hal yang tidak pantas lainnya.
Dan saat ini kita sering disajikan perubahan tatanan hidup seseorang, yang mirisnya menjadi pemalas, etos kerja yang rendah, merendahkan dan tidak bisa berjuang.
Sebagai contoh adalah, pengemis-pengemis online yang memanfaatkan sosial media untuk mengumpulkan dana yang lumayan.
Misalnya adalah dengan meminta sumbangan kepada netizen untuk kelangsungan acara pernikahannya, padahal jelas-jelas mereka adalah orang yang sudah mempunyai penghasilan.
Kemudian ada lagi yang memelas minta pekerjaan baik itu part-time ataupun full-time.
Sosial media yang digunakan misalnya adalah Twitter.com, situs microblogging ini yang memiliki pengguna aktif di Indonesia akan dengan sangat mudah menjadi viral yang tentu ini adalah tujuan awalnya. Dari virall ini akan dikonversi menjadi keuntungan bagi si pembuat konten memelas tersebut.
Karena penggunaan Twitter yang sangat mudah, maka konten dengan sangat cepat bisa langsung tersebar keseluruh Indonesia cukup dengan menekan tombol retweet.
Saya rasa sungguh enak dengan perkembangan teknologi yang begitu cepat ini.
Ceritaku dulu
Singkat cerita tentang kehidupan saya sewaktu menjadi seorang jobless.
Saat itu juga sudah ada jaringa Internet, namun saya pergunakan untuk mencari informasi lowongan pekerjaan melalui ; millis email, situs penyedia lowongan pekerjaan (Jobstreet, JobsDB, Karirku).
Keseharian saya menggunakan Internet untuk mencari informasi. Searching di google setiap jam, demi mendapatkan informasi lowongan pekerjaan. Bantuan yang saya terima dari situs-situs yang telah saya sebutkan diatas, dan itupun saya harus mencari sendiri group millis email, dan lainnya.
Untuk kegiatan offlinenya, saya memanfaatkan Job Fair baik di Kampus Negeri ataupun Swasta saya datangi satu persatu.
Pengemis Online
Mereka ini sebetulnya sehat, mempunyai latar belakang pendidikan yang baik, dan secara psikologis cukup untuk bisa melakukan sesuatu perubahan.
Namun tidak ada mental menjadi pejuang, pemenang, bahkan penemu.
Apakah ini dikarenakan efek dari penjajahan kolonial masa itu? Saya rasa sih tidak, bahkan kita seharusnya bisa meniru sifat patriotisme nenek moyang kita dahulu, yang mempunyai sifat kesatria, dan pejuang.
Jadi ini adalah bentuk salahnya Teknologi yang diserap cukup instan bagi remaja-remaja saat ini. Menjadikannya pemalas, dan tidak mau bekerja keras.
Kesimpulan
Bagi Anda, jika menemukan kasus-kasus pengemis online seperti contoh diatas mungkin sekali-kali jangan bantu di retweet, ataupun ditransfer sejumlah rupiah ke rekeningnya. Bila perlu cuekin saja, agar tenggelam thread yang dibuatnya.
Teknologi mempermudah kehidupan kita, ya memang betul adanya. Tapi jangan jadikan Teknologi untuk mengemis, dan menurunkan derajad Anda.
Tidak ada yang mudah dalam dunia ini, semua membutuhkan proses. Dan proses itu suatu jalan yang terjal, membutuhkan effort serta pengorbanan yang luar biasa.
Jangan manja dengan Teknologi, cukup pesan antar makanan online saja. Hehehe...
Terimakasih sudah membaca dan di share ya.
Via
Opini
Post a Comment